battle: hanadan vs meteor garden vs boys before flowers

09.17 Posted In , , , Edit This 0 Comments »


Bagusan mana Meteor Garden dibanding Hana Yori Dango atau bagusan mana Hana Yori Dango dibanding Kkot Buda Namja? Pertanyaan seperti ini sekarang lagi santer-santernya keluar dari para penggemar film-film Asia terutama sinema Korea yang lagi booming dengan Kkot Buda Namja (Meteor Garden versi Korea). Di berbagai forum sampai di tiap sudut lapak pun muncul berbagai pendapat mengenai versi mana yang paling OKE untuk dijadikan pemenang Best Version yang berhasil mengadaptasi manga Hana Yori Dango (Boys Over Flowers) sesuai dengan kelayakan jalan cerita baik dari sisi penonton, pengarang maupun dari sisi keuntungan bagi rumah produksi yang membuatnya. Apakah versi Jepang, versi Taiwan atau versi Korea?

Sinemakorea.com telah mereview ketiga serial ini yang memang bisa dibilang masa tunggu paling lama untuk membandingkan ketiga versi yang telah beredar. Kalau untuk review sebuah film (seperti My Wife is a Gangster atau Marrying a Mafia) hanya butuh masa tunggu satu tahun, untuk serial top kayak Boys Over Flowers ini saya harus menunggu sekitar 10 tahun lamanya (agak lebay sih :D ). Katakan saja Meteor Garden diproduksi tahun 1999 (saya nonton serial ini 5x waktu itu) kemudian Hana Yori Dango yang memecahkan rekor menonton saya (untuk kategori serial) yang saya telanjangi sebanyak 7x dan sekarang Kkot Buda Namja yang baru 1x (mudah-mudahan nanti bisa nambah). Eit.. bukan berarti Kkot Buda Namja ini jelek lho..

Well, berdasarkan pengamatan saya.. ada beberapa kelebihan dan kekurangan untuk masing-masing versi. Baik dari sisi jalan cerita, acting, setting dan kemiripan dengan versi manga atau komiknya. Berikut perbandingan yang bisa saya simpulkan setelah melihat ketiga versinya:

Dari sisi jalan cerita:
Hana Yori Dango

HYD merangkum Boys Over Flower dalam 9 episode (season 1) dan 11 episode (season 2) yang merupakan satu kesatuan utuh dan sukses membangun emosi penonton meskipun antara season 1 dan season 2 memakan masa tunggu sekitar 2 tahun. Jembatan cerita yang diciptakan sutradaranya dari season 1 ke season 2 sangat rapih dan berhasil menciptakan kepuasan bagi penontonnya. Bagaimana kisah cinta Makino dan Tsukasa di season 1 yang dilanjutkan dengan perjuangan cinta mereka di season 2 kemudian ditutup dengan ending Tsukasa melamar Makino di stadion olahraga merupakan kejutan manis (meski lebay dan bisa ditebak) tapi afterall dari 1-5 saya berani membubuhkan 4.5 bintang untuk serial ini.

Meteor Garden

MG yang sangat fenomenal di tahun 1999 dengan munculnya F4 Taiwan yang cakep-cakep ini memang tak disanggah lagi sempat mengguncang emosi para penontonnya di season 1 (16 episode). Namun jalan cerita yang menggantung di season 1 tidak berhasil disambung dengan manis dan rapih oleh sutradaranya di season 2 padahal telah dikemas dalam 32 episode. Bayangkan kekecewaan para penggemar MG waktu itu, 32 episode yang berisi hide and seek San Chai dan Dao Ming Se yang terlibat cinta segitiga dengan seorang putri dari negeri antah berantah. Bisa dibilang malah jalan cerita di season 2 ini melenceng dari kisah cinta San Chai-Dao Ming Se dan malah membuat cerita (atau serial baru?) yaitu kisah cinta Dao Ming Se dan sang putri. Jembatan cerita yang diharapkan justru muncul di episode 30 ketika Dao Ming Se mulai kembali ingatannya dan menyadari kalau cinta sejatinya adalah San Chai. Episode yang sangat berharga buat saya waktu itu adalah episode 31 yang sangat menyentuh dan sempat mengobrak abrik emosi saya yang kadung kecewa menatap televisi di 30 episode sebelumnya. After all season 1 MG not bad untuk jalan cerita dan saya dengan sukarela memberi 4 bintang namun jika dijumlahkan dengan hasil MG season 2 yang hanya dapat 2 bintang di hati saya, keseluruhan serial MG ini hanya berhasil mengumpulkan 3 bintang saja. Not bad?

boys before flower

Nah ini dia penantian saya yang sebenarnya. Karena dari awal saya punya feeling yang sangat kuat pihak rumah produksi Korea akan membuat serial serupa (rumah produksi Thailand jangan-jangan mau bikin juga nih?). Setelah menunggu 1 tahun dari HYD season 2 ke kemunculan berita akan hadirnya Boys Over Flowers versi Korea sampai ditayangkannya serial ini sekarang, saya pun akhirnya mendapatkan Kkot Buda Namja season 1 yang telah dipaket lengkap oleh pak tani dalam 5 keping DVD. Kualitas suara DVD nya bagus (didubbing ke bahasa Mandarin juga), subtittlenya lengkap tapi.. ada kekecewaan yang muncul ketika saya mulai menonton serial ini. Entah kenapa, menurut saya Kkot Buda Namja meskipun jalan ceritanya paling mirip dengan versi manganya, rangkaian adegan demi adegan yang diramu terasa kurang sreg dan sering muncul freezing scene di situ. Bisa jadi ini karena beban masing-masing pemain yang merupakan anak baru di dunia sinema (kecuali Lee Min Ho dan Kim Beuml yang sudah pernah muncul di beberapa serial lain). Untuk keseluruhan rating Kkot Buda Namja saya belum bisa menyimpulkan karena masih harus menunggu season 2 nya, sementara untuk kekurangan mereka meramu jalan cerita dan memunculkan emosi penonton (kecuali untuk melihat cowok-cowok ganteng itu berkeliaran di TV) saya hanya bisa memberikan 3 bintang saja.


sumpah gila, lee min cakep beut sei,, klo mnurut aqu sei gntengan le min ho dri pada kim bum, tpi entah mengapa bnyak kali iang kesemsem ma dia, jdi malez suka ma kim bum, jdi aqu putuskan suka ma lee min hoo ajh,, hahahah =)









Dari sisi setting:
Baik Hana Yori Dango, Meteor Garden, maupun Kkot Buda Namja berani tampil dengan setting-setting unik dan membuat perubahan di sana sini untuk menyesuaikan dengan jalan cerita dan skenario masing-masing. Misalnya toko kue tempat Makino bekerja yang disulap menjadi toko fast food di Kkot Buda Namja atau tempat F4 Korea berlibur di Caledonia yang tidak muncul di Hana Yori Dango. Ini yang menjadikan masing-masing serial ini unik dan merupakan tantangan tersendiri bagi penonton untuk menantikan kejutan-kejutan yang muncul di versi terbarunya Boys Over Flower. Afterall, masing-masing versi layak dapat bonus 3 bintang untuk pemilihan setting dan timing mereka.

Dari sisi kemiripan dengan versi manga:
Hana Yori Dango: mirip
Meteor Garden: cukup mirip
Kkot Buda Namja: mirip banget

Dari sisi acting dan penokohannya:
Nah ini dia yang menjadi inti dari perbandingan ketiga versi Boys Over Flower ini. Kalau bicara mengenai casting, ini sebenarnya sudah melibatkan bendera masing-masing fans F4 dari ketiga versi, baik Jepang atau Taiwan atau Korea. So no offence kalau nanti ada yang dilebihkan atau dikurangkan, ini hanya personal opinion dari saya yang telah menonton ketiga versinya.

Tokoh Doumiyoji Tsukasa/Dao Ming Se/Gu Jun Pyo
Paling top diperankan oleh Matsumoto Jun, baik dari sisi penokohan dan pendalaman karakter yang dibawakannya sangat pas dengan image seorang calon pewaris tunggal perusahaan adidaya yang sombong, angkuh, arogan, kekanakan namun rela berjuang mati-matian demi Makino cinta sejatinya. Kekurangan Matsumoto Jun (dan F4 Jepang ini sebenarnya adalah postur tubuh mereka yang kurang tinggi dan agak kurus, tidak cocok dengan penggambaran F4 di versi manga ataupun komiknya). Disusul oleh Jerry Yan yang pas banget karakter fisik dan penokohannya sebagai Dao Ming Se, namun kesan kurang tengil dan kekanakannya yang tidak saya tangkap dari tokoh Dao Ming Se ini (kesan premannya sih ada). Sementara Lee Min Ho yang memang manis, cakep, tinggi, berbody OKE lah pokoknya (dengan sangat menyesal) saya tidak menangkap karakter yang mestinya dibawakannya sebagai Gu Jun Pyo selain image cowok kaya yang manis, jarang senyum dan seperti kebingungan menentukan jati dirinya. Kalau dilihat dari sejarah dua orang pendahulunya yang berhasil dan sukses dengan karakter anak orang kaya yang sombong ini, Lee Min Ho memang terlihat sangat terbebani dan mencoba menciptakan Gu Jun Pyo dengan caranya sendiri, namun sejatinya karakter anak orang kaya yang sombong itu sudah ada garis lurusnya dan menurut saya sebaiknya Lee Min Ho mengikuti itu saja dan mencoba mempertegas beberapa kesan yang bisa diapresiasinya dari tokoh Gu Jun Pyo (Dao Ming Se atau Tsukasa). Well, let’s see di season 2, mudah-mudahan Lee Min Ho bisa mengembangkan lagi kemampuan actingnya di serial ini dan tampil cemerlang seperti di serialnya yang terdahulu (Mackarel Run dan I am Sam). Hwaiting Lee Min Ho!




Tokoh Makino/San Chai/Geum Jan Di
Untuk yang satu ini saya agak berat memilah-milahnya. Antara Inoue Mao dan Barbie Shu memang sangat ketat bersaing dan masing-masing memang sangat sukses memerankan tokoh si rumput liar yang pantang menyerah dengan keadaan. Pendalaman karakter dan mimik muka yang sangat baik dibawakan oleh Barbie Shu ternyata pun dapat dilakonkan dengan sangat baik oleh Mao, so.. ditimbang-timbang dengan sangat alot sepertinya emosi dan ekspresi Mao lebih dapat daripada Barbie meski beda tipis banget. Sementara Geum Jan Di, bisa dibilang masih mencari-cari pola juga karena memang dari postur tubuh dan pecitraan image rumput liar yang tidak cantik sudah cocok dihadirkan oleh Gu Hye Seon namun actingnya yang kurang ditambah penyelarasan acting dengan para lawan mainnya (yang tergolong para pendatang baru juga) menjadikan seringnya muncul freezing scene (kekakuan adegan) dan ga nyambungnya chemistry antara Geum Jan Di dengan Gu Jun Pyo atau Yoon Ji Hoo. Well then.. semoga ada perbaikan di Kkot Buda Namja season 2.




Tokoh Hanazawa Rui/Yoon Ji Hoo/Hua Zhe Lei
Nah ini juga masih yang paling top diperankan oleh Vic Zhou. Kenapa? Coba lihat dulu versi manganya. Di situ akan tergambar jelas si cowok autism Hanazawa Rui/Yoon Ji Hoo/Hua Zhe Lei yang memang kharismatik, pendiam, dan menyimpan sejuta misteri termasuk misteri cinta sejatinya yang sering jadi pertanyaan di khalayak para penonton F4 memang sangat cocok dan bagus dibawakan oleh Vic Zhou. Dari cara melihat, cara bicara, cara Vic Zhou sebagai Hua Zhe Lei di Meteor Garden yang memang membuat siapapun terkesima bahkan sampai sekarang imagenya sebagi Hua Zhe Lei pun tak lepas-lepas karena kerennya acting doi di sana.


The one and only Hua Zhe Lei

Peringkat kedua untuk pemeran tokoh ini berhasil direbut oleh Oguri Shun dan terakhir oleh Kim Hyun Joong si cowok keren dari 5501 yang juga baru terjun ke dunia acting dan layar kaca ini. Hm.. semoga bisa lebih baik lagi di season 2 ya :)

Tokoh-tokoh lain
Kedua anggota F4 yang lain secara postur tubuh, taraf kecakepan dan acting sebenarnya cukup membingungkan untuk saya pisah-pisahkan. Bisa dibilang yang paling bagus actingnya Ken Zhu, Matsuda Shota, Kim Beum (tokoh yang sama) dan paling parah Vaness Wu (maaf ya para fans Vaness :D ). Meskipun the tea master berubah peran jadi tukang bikin keramik di Kkot Buda Namja tapi menurut saya Kim Byul sama apiknya membawakan perannya seperti Matsuda Shota dan Ken Zhu. Well then, meski cuma supporting role mudah-mudahan Kim Byul di Kkot Buda Namja bisa muncul lebih kharismatik dan sedikit lebih misterius di season 2 nanti.

Keluarga Makino/San Chai/Geum Jan Di
Yang paling annoying tetap keluarganya San Chai, paling adem keluarga Makino dan yang sedang-sedang saja adalah keluarga Geum Jan Di. Kesan lebay tetap menjadi ciri khas keluarga ini, namun kenapa ya di Kkot Buda Namja kesan keluarga miskin dan melarat serta banyak hutangnya tidak begitu kentara? Meskipun ketika Gu Jun Pyo mengirimkan satu kontainer perabot rumah tangga untuk keluarga Jan Di tetap saja kesan rumah keluarga ini cukup luas dan tidak mencerminkan mereka hanya memiliki usaha dry cleaner kecil-kecilan.

Nenek sihir alias Ibu Tsukasa/Dao Ming Se/Gu Jun Pyo
Paling seram dan pas banget yang ada di Kkot Buda Namja untuk kategori mimik mukanya yang judes maupun cara bicaranya sementara untuk pemeran ibu Tsukasa lebih kepada kesan tegas, heartless dan otoriternya yang membuat Tsukasa berani melawan dan menentang ibunya ini. Namun demikian credit point juga buat pemeran ibu Dao Ming Se yang memiliki sak rambut paling tinggi di ketiga versi serial yang ada :P


The ’scarry’ Moms

Sisi lain yang ga begitu penting
Kelebihan Kkot Buda Namja adalah di model rambut para F4 Korea terutama Gu Jun Pyo dan Yoon Ji Hoo yang selalu rapih diblow tiap scene (kecuali adegan di pantai Caledonia rambut Jun Pyo agak natural dan berantakan) sementara F4 Jepang cukup modis dengan asesioris topi yang setia menghias kepala salah satu anggotanya. See these pictures below (amazing blowing hair of F4 :P ):


Best blowing hair sepanjang sejarah F4

Well, demikian dulu sekilas review Boys Over FLowers dari tiga versi yang telah beredar di pasar sejak tahun 1999 sampai tahun 2009 ini, one decade famous series of all yak? :)

Reblog this post [with Zemanta]

0 komentar: