Hana Kimi Ikemen Paradise

11.48 Posted In , Edit This 0 Comments »




drama jepang ini adaptasi dari komik. baca komik.a ajah wuda ngakak sendiri. klo nonton.a apalagi.. pilem ini agak lebaiii. lucu.. gg nyesel de nnton.. hahah
Ceritanya nih, Mizuki Ashiya – sebenarnya nama keluarga Jepang untuk Ashiya jarang denger – dari Amerika, nekat banget ke Jepang ke SMU Ohsaka Gakuen,untuk nemuin Izumi Sano (buat pengemar Shun Oguri kudu nonton nih) seorang atlet lompat tinggi yang ga mau lagi lompat tinggi. Ternyata di Ohsaka Gakuen itu sekolah cowok dengan catatan: khusus buat yang cakep, ganteng atau merasa ganteng hehehehe Mereka semua kudu tinggal di asrama. Kebetulan lagi Ashiya sekamar sama Sano. Cowok2 Ohsaka Gakuen itu ajaib-ajaib. Ada-ada aja tingkah mereka. Kayaknya banyakan main daripada belajarnya. Ada yang demen ma ketua asrama 2, ada yang bisa ngeliat makhluk halus, dst.
Asrama di sekolah itu terbagi tiga, ada asrama khusus penggemar karate dan bela diri di asrama 3 dipimpin sama Tennouji yang suka main kekerasan, asrama 1 khusus pecinta drama yang niat jadi aktor dipimpin oleh Oscar alias Masao yang sok aktor dan sering kesurupan dan asrama 2 dipimpin oleh Minami Nanba or Nanba Senpai (Hiro MIzhusima) yang cakep dan play boy tapi jomblo hehehe
Singkat cerita, awal di asrama itu Ashiya penuh dengan penderitaan. Cowok-cowok –yang nyangkain kalau Ashiya tuh cowok seperti mereka- ngerjain Ashiya. Untunglah ada cowok baik hati yang jadi sahabat Ashiya, Shuici Nakatsu (Ikuta Toma-pernah jadi pemain tamu di Hana Yori Dango 2). Nakatsu yang tadinya kagum sama Ashiya, pelan-pelan berubah menjadi cinta. Nakatsu sendiri mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia bukan gay. Tapi cintanya pada Ashiya bertepuk sebelah tangan.
Sementara Ashiya yang punya hasrat agar Sano mau lompat tinggi kembali, diam-diam jatuh cinta padanya. Sano juga akhirnya pelan-pelan berubah dan mau membuka diri terhadap Ashiya. Karena dia tahu dari awal kalau Ashiya itu cewek, dia berusaha ngelindungin Ashiya. Persahabatan Sano, Ashiya dan Nakatsu, berkembang menjadi cinta segitiga. Apalagi setelah Nakatsu tahu bahwa Ashiya adalah onna alias perempuan!
Review: dorama ini sangat, sangat, sangat memuaskan. Dibandingin sama drama Taiwannya, so pasti dorama ini lebih mantep tep tep! Dari segi sekolahnya, kamar asramanya keren banget (mau dong punya kamar kayak gitu), terus yang main hampir semua cakep-cakep kecuali beberapa :D Termasuk saingan Sano, Makoto Kagurazaga (Yuu Shirota). Tapi, harap maklum, cakep, or kawaii versi jepang ya begitu, cowoknya kebanyakan pada dandan dengan alis dibentuk and dirapiin hihihi jadi ga heran dong kalau Ashiya masih disangka cowok. Tambahan lagi cewek-cewek cakep gengnya Hibari dari Sekolah Saint Blossom juga bikin rame cerita.



Untuk pertama kalinya, kok aku simpati sama supporting actor, si Ikuta Toma alias Nakatsu bukan lead aktornya. Kasian Nakatsu, cintanya bertepuk sebelah tangan. Oke banget Toma ini meranin Nakatsu. Lucu, natural dan menyentuh. Misalnya aja pas dia bayangin si Ashiya itu jadi cewek, hidungnya langsung mimisan hihihi kadang-kadang dia juga suka ngomong sendiri pakai gerakan tangan. Apalagi pas tahu Ashiya cewek beneran, langsung ngebul kepalanya (serius lho! Komik banget ya?) Di kloset Nakatsu yang kaget bin surprise karena tahu Ashiya cewek jadi linglung and nulisin kertas toilet sampe habis terus pingsan uniknya si Nakatsu ini demen banget tidur di kursi. Pas dia didorong dari kursi langsung dia bangun tapi pas duduk lagi di kursi otomatis tidur lagi. Ga heran kalau si Toma ini meraih Best Supporting Actor lho.
Shun perannya hampir sama ketika dia main di Hana Yori Dango sebagai Rui Hanazawa. Sebagai cowok yang banyak mikir, penyendiri, tapi kali ini dia dicintai oleh lawan mainnya hehehe
Nah, si Maki Horikita perannya oke banget. Cute. Ga seperti Ella yang meranin Rui Xi (tokoh Ashiya versi Taiwan) dengan tampang yang dibuat-buat dan agak berlebihan Maki meraninnya lebih alami. Walaupun secara fisik ga mirip cowok seperti Ella, tapi Maki lebih mirip ma tokoh di manganya. Justru Wu Zun yang mirip Sano versi manga.
Tapi heran banget, kok ga ada yang curiga kalau dia itu cewek ya kecuali dokter Umeda (Takaya Kamikawa). Jadi inget sama drama Korea coffe prince atau sinetron Olivia?
Yang antik lagi, cowok2 asrama Ohsaka Gakuen pada ga punya shampoo. Si Ashiya aja heran. Cowok-cowok itu bentar-bentar ke kamar Sano minta Shampo, kalau dikunci kamar mandinya dari dalem, ya kuncinya dibuka pake penggaris dan mereka ambil sendiri shamponya hehehe Tapi mereka kompak (terutama kompak ngerjain) dan persahabatan mereka oke juga. Dokter Umeda juga kocak banget. My favorite scene yaitu: cowok-cowok Ohsaka Gakuen jadi pom-pom boys diringi lagu avril lavigne, judulnya girlfriend, di episode 11.
Menurut aku sih, dorama ini berhasil mengadaptasi manganya dengan baik. Soalnya ga cuma lucu, ngomik, tapi juga ada sedih dan seriusnya. Kalau dah nonton satu episode jadi pengen terus. Bikin ketagihan. Sayang, ada beberapa catatan, Jepang rada vulgar ya kalau nampilin cewek pake bikini, menurut mereka biasa aja gitu keliatannya. Gimana pas ditayangin di sono ya, emang anak-anak boleh nonton? Beberapa adegan juga ada yang rada vulgar. Kayaknya sih, anak-anak Ohsaka Gakuen yang gila dan jail-jail adalah impian anak-anak Jepang, yang sebagian besar bersekolah dengan penuh tekanan.

Baby and Me

11.25 Posted In , Edit This 0 Comments »


huaaa,,, wuda lama gg posting.
nah. ini pilem pertama yang aqu posting stelah skian lama gg da nnton pilem korea..
nih pilem keren bnget. sumpah, anak bayi.a imut bnget.. apalagiso JGS. huaaaaa. senyuman mautt.. ganteng.ganteng.ganteng.

Film Korea adaptasi dari manga Jepang dengan judul yang sama ini membesut aktor muda yang lagi naik daun, Jang Geun Suk. Jun Su (JGS), cowo tampan tapi sedikit bandel itu sering banget bikin ulah di sekolahnya. Niatnya sih cuma solider, tapi kadang-kadang dia suka kena getahnya. Ga tahan sama kelakuan anak semata wayangnya itu, orang tua Jun Su memutuskan untuk pergi dari rumah, bersembunyi untuk sementara waktu sekedar untuk memberi pelajaran jera sama anak laki-lakinya tersebut. Karena niatnya menghukum, Jun Su cuma ditinggali uang secukupnya. Jun Su gak bakal nyangka ketika dia dalam posisi ‘dihukum’ ortunya, ‘hukuman’ lain datang menghampiri ketika di pusat perbelanjaan seorang misterius meletakan seorang batita di trolley Jun-Su. Surat wasiat yang menyertai sang bayi itu menyatakan kalo Jun Su memang bapaknya si jabang bayi. Awalnya Jun Su menolak keberadaan bayi itu dari menitipkannya pada polisi sampai mencoba meletakannya di tempat sampah. Tapi lama-lama hubungan bathin terjalin diantara mereka. Dari situ keliatan kalo sebenernya Jun Su itu anak yang baik, dan dari kejadian itu Jun Su jadi belajar arti tanggung jawab sama hidupnya dan orang-orang di sekitar dia, dan yang paling penting, Jun Su jadi tahu betapa gak gampangnya membesarkan even cuma seorang anak.

my girl & i

03.32 Posted In , Edit This 0 Comments »
As long as I have been living, there has never been a day without you and there never will be…

Awalnya, menonton film ini membuat saya mengantuk berat. Alasan satu-satunya kenapa saya ingin dan tetap menontonnya adalah karena film ini dibintangi Song Hye Gyo yang selalu membuat saya tergila-gila padanya. Terlepas dari ceritanya seperti apa, saya tidak perduli. Yang terpenting adalah bisa “menikmati” kecantikan Song Hye Gyo selama lebih dari seratus menit.

Hingga menjelang tiga perempat bagian, saya mulai sedikit memutar otak, mencari tahu sendiri tentang ke mana arah cerita film ini sebenarnya. Dan sedetik setelah saya menemukannya, film ini benar-benar (baru) menunjukannya. Ternyata analisis saya benar.

My Girl & I berkisah tentang seorang pemuda biasa bernama Kim Su Ho (Cha Tae Hyeon-My Sassy Girl) yang belakangan hidupnya mulai berubah setelah seorang gadis paling cantik di sekolah yang bernama Bae Su En (Song Hye Gyo) menunjukan gelagat suka padanya. Hubungan mereka pun berjalan layaknya hubungan sepasang anak SMA yang sedang jatuh cinta, dan digambarkan tanpa konflik yang signifikan, cenderung datar.

Kakek Kim Su Ho yang seorang pembuat peti mati suatu hari bercerita pada mereka tentang cinta pertamanya yang “hilang”. Mereka berdua pun kerap membahas hal itu di hampir setiap kesempatan. Dan ternyata memang kisahnya memberikan pembelajaran tersendiri bagi keduanya. Tentang hidup yang terkadang kita anggap tidak adil, padahal sebenarnya Tuhan telah mengatur segalanya sedemikian rupa adanya. Tentang cinta yang tak harus selalu saling memiliki, namun tetap indah dalam segala bentuknya. Dan tentang kematian yang bukan sebuah akhiran. Raga seseorang boleh saja mati, namun tidak dengan pikiran dan jiwanya. Terutama cinta yang tidak pernah mengenal kematian.

Film ini dibuat dengan penuh kesabaran, sepertinya. Emosinya terbangun dengan sangat perlahan. Sepertihalnya saat kita sedang menyusun puzzle yang belum jelas gambaran utuhnya seperti apa. Film bergenre seperti ini cukup berisiko tinggi dalam meraih selera pasar. Bagi kebanyakan orang mungkin saja film ini terbilang garing dan monoton. Kalau bukan karena Song Hye Gyo, saya juga tidak akan menontonnya.

Tapi tentunya film ini tidak segaring yang kita bayangkan. Nuansanya benar-benar manis dan lumayan sendu. Juga membuat kita sedikit bernostalgia ke jaman-jaman SMA di mana cinta sedang berbunga-bunganya di hati kita. Ada hal-hal yang hanya akan kita rasakan tanpa mampu kita ucapkan. Dan itu benar-benar mengesankan. Seperempat akhirnya benar-benar penuh keharu-biruan. Memancing air mata. Lebih-lebih karena makna cinta yang digambarkan begitu dalam. Dan saat itu kita akan menyadari bahwa sesuatu yang tenang benar-benar menghanyutkan.